Banyak Pasangan Suami-Istri Bertahan Meski Tidak Bahagia, Karena 5 Alasan Ini

Tidak semua pernikahan itu membahagiakan dan tidak semua rumah tangga itu sehat. Masih banyak rumah tangga yang tidak bahagia namun memilih bertahan dan tidak bercerai.

Padahal di dalam rumah tangganya terjadi perselingkuhan, KDRT dan berbagai hal buruk lainnya, akan tetapi ada pasangan suami-istri yang tetap memilih bertahan.


Ada beberapa alasan kenapa pasangan suami-istri tetap bertahan meski rumah tangga mereka tidak bahagia dan diambang kehancuran, berikut ini penjelasannya:

1. Takut Hidup Sendiri

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Personality and Social Psychology mengatakan bahwa seseorang yang merasa takut hidup sendiri akan membuatnya bertahan meski rumah tangganya buruk.

2. Bertahan Karena Anak

Ketika pasangan suami-istri memiliki anak maka akan mempertimbangkan sebab faktor terbesar untuk bertahan adalah anaknya.

Sebab anak sangat membutuhkan sosok ayah dan ibu untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga banyak pasangan suami-istri yang tetap bertahan demi anaknya.

3. Tidak Kuat Secara Finansial

Walau suami istri selalu bertangkar namun memilih tetap bertahan karena tidak kuat secara finansial. Ia belumbisa mandiri jika berpisah dari pasangannya.

4. Cinta

Salah satu dari suami atau istri memiliki perasaan cinta yang sangat mendalam, sehingga meskipun tidak memiliki kecocokan di dalam pernikahannya ia tetap memilih bertahan hingga maut memisahkan.

5. Takut Terhadap Pandangan Masyarakat

Memilih bertahan karena terlalu takut di pandang oleh masyarakat jika nantinya menjadi duda atau janda. Sebab tidak semua

Tak sedikit yang takut dengan pandangan masyarakat, bagaimana kalau menyandang status sebagai janda/ duda, tentu saja tidak semua orang sanggup menanggung hal ini.

Apalagi jika menyandang jabatan yang bagus, misalnya karir tinggi di kantor sedang baik-baiknya, sehingga tidak mau nama baiknya jatuh karena kegagalan rumah tangga.

Yang paling perlu diperhatikan adalah pentingnya niat baik dari kedua pihak pasutri untuk menghentikan hal-hal yang membuat kondisi rumah tangga menjadi tak sehat.

Ibaratnya penyakit, jika tidak diobati, tak dicaritahu sumber penyakitnya, tentu saja bisa mengakibatkan hal yang tak diinginkan di masa depan, entah itu kondisi penyakit yang lebih buruk, koma, bahkan akhirnya mati.

Jika kondisi rumah tangga sudah mati alias tak lagi ada interaksi hangat di dalamnya, maka sesungguhnya rumah tangga tersebut sudah jauh dari tujuan pernikahan sebenarnya dalam Islam. Wallaahualam.